Oleh : Masna Devi Rosiana
Dewasa ini, sebagai negara transisi negara kita sesungguhnya tengah ada dalam permasalahan yang cukup sulit.
Dimana sebagai Negara besar dengan jumlah penduduk yang banyak, kita justru kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya manusia yang ada.
Bagaimana tidak, ditengah persaingan ekonomi yang begitu pesat saat ini kita justru kehilangan ‘partner-partner’ yang sangat signifikan.
Yah, pasar indsutri kita kehilangan konsumen dari dari dalam negeri sendiri.
Maraknya trend zaman sekarang yang begitu memuja produk impor menjadi salah satu penyebab lunturnya rasa nasionalisme anak bangsa.
Belum lagi faktor intern yang ada membuat masalah ini makin bertambah runyam.
Harus diakui bahwa produk luar negeri dari segi mutu dan kualitas memang lebih maju dibandingkan dengan produk dalam negeri,
Ditambah lagi Citra produk dalam negeri yang buruk dengan harga yang mahal tapi tak berkualitas
hal ini lah yang menyebabkan produk asli ‘made in Indonesia’ krisis peminat.
Padahal, dilihat dari segi sumber daya alam yang Indonesia miliki, sesungguhnya kita bisa membuat produk yang jauh lebih baik dari segi mutu dan kualitas.
Belum lagi dengan ditambah sentuhan keragaman budaya Indonesia sehingga bisa saja menghasilkan produk baru dengan etnik yang unik.
Disinilah sebenarnya permasalahan yang lebih krusial.
Produsen Indonesia kurang peka dengan begitu banyak potensi yang Negara ini miliki.
Kalau saja mereka lebih membuka mata dengan begitu melimpahnya sumber daya yang ada tentu permasalahannya tidaklah serumit ini.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6/2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif.
Konsep ekonomi kreatif merupakans ebuah konsep baru yang menyinergikan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan pada iptek dan sumber daya manusia sebagai faktor utama dalam kegiatan ekonomi.
Dengan mengandalkan konsep ini, kita telah mempunyai ‘senjata’ untuk menghadapi ‘propaganda’ merebaknya produk luar negeri.
Yah, keanekaragaman budaya yang Negara kita miliki adalah modal utama bagi kita untuk mengembangkan produk-produk dengan mutu dan kualitas yang jauh lebih baik.
Dengan mengamalkan konsep ekonomi diatas, kita akan memperoleh banyak keuntungan.
Salah satunya adalah menciptakan produk-produk yang berkualitas dengan bercirikan kultur Indonesia.
Sehingga, dengan adanya produk yang seperti ini kita akan tetap mampu bersaing dengan produk luar negeri tanpa menghilangkan kesempatan untuk tetap mempromosikan ke-khasan budaya kita.
Tentu saja kita tak hanya dapat menarik peminat dari dalam negeri, kita juga dapat menarik peminat dari luar negeri yang notabene lebih menyiukai produk yang unik dan bernilai seni.
Contohnya : saat ini masyarakat Indonesia begitu meminati pakaian dari luar negeri yang selalu up to date dan berkualitas bagus.
Padahal, kita juga bisa menciptakan pakaian yang jauh lebih menarik dengan adanya sentuhan etnik budaya tentu dengan kualitas yang baik pula.
Batik misalnya.
Kita hanya perlu sedikit memoles rancangannya dan memperbaiki kualitas bahan dan teknik pembuatannya.
Maka akan tercipta baju yang unik dengan kualitas yang tak kalah baiknya dari produk luar negeri.
tak hanya ‘harga’ yang bagus, tapi kualitas juga dapat dipertanggungjawabkan.
Pengembangan konsep ekonomi kreatif dapat dijadikan sebagai sarana yang tepat untuk menghadapi serangan virus brand internasional yang menyerbu pasar Indonesia.
Ekonomi kreatif diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap produk-produk buatan dalam negeri dan menarik peminat dari luar negeri sehingga selain dapat memajukan kondisi perekonomian kita juga dapat semakin menguatkan identitas Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan budaya.
Jangan sampai masyarakat kita terus-menerus bangga akan produk internasional padahal Negara kita sendiri punya banyak hal yang bisa dibanggakan.
Apalagi kalau sampai harus meniru produk luar negeri.
itu hanya akan menghilangkan karekter bangsa kita dan hanya akan menjadikan citra Indonesia buruk dimata dunia dengan embel-embel PLAGIAT yang disandangnya akan semakin membuat Negara ini sulit berkembang.
Dimulai dari hal yang kecil, diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat yang terlalu pro dengan produk luar negeri.
Diawali dengan menumbuhkan rasa nasionalisme dari hal yang kecil, maka kedepannya kita akan tumbuh menjadi Negara yang berkarakter.
Melalui sosialisasi, dengan memuat slogan-slogan cinta Indonesia dan memperbaiki kualitas produk dalam negeri akan berdampak signifikan bagi kelangsungan bangsa ini kedepannya.
Namun, yang paling pentin adalah implementasi dari konsep Ekonomi Kreatif tersebut.
Tidak hanya teori saja yang digaung-gaungkan.
Mulai saat ini, mulailah untuk bangga dengan produk dalam negeri.
Tumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap produk lokal.
Karena kita punya produk yang berkualitas dan mampu bersaing di kancah dunia.
Buktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dan punya peran yang signifikan dalam monopoli perekonomian dunia.
Kita dukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang jaub lebih baik.
Dengan mengembangkan Ekonomi kreatif akan memberikan kontribusi yang besar dalam perekonomian Indonesia.
Menambah devisa Negara, menciptakan lapangan kerja dan sebagai sarana untuk mengeksplor kreativitas anak-anak bangsa sehingga pada akhirnya akan membangun image Indonesia sebagai bangsa yang kreatif.
Dalam hal ini, dibutuhkan kerjasama seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan semboyan ‘CINTA INDONESIA’.
Tak hanya dari segi produk tapi di berbagai sektor demi mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan memperkuat identitas bangsa di mata internasional.
Dengan prinsip Ekonomi kreatif, perkembangan ekonomi akan semakin stabil sehingga mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Tak hanya itu, apabila kondisi perekonomian sudah stabil maka akan semakin muda bagi Indonesia untuk memajukan sektor-sektor lainnya sehingga akan makin kuat pula jatidiri bangsa di mata dunia.
Tak ada yang tak mungkin, asal ada kemauan dan usaha yang keras dari rakyat Indonesia.
Dan segala sesuatu harus dimulai dari hal yang paling kecil.
Ayo, BERSAMA KITA BISA !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar