Pelan, waktu membawaku pergi.
Mengantarkan Ku pada kenyataan ini.
Dimana Aku menyadari Aku bukanlah anak kecil lagi.
Yang segala sesuatunya dapat ku lakukan dengan mudah.
Kini, Usia ku telah berbeda.
Perlahan, Aku tumbuh menjadi gadis remaja.
Ku tau Ayah..
Kau lah yang menanamkan ketegaran dalam jiwa ku.
Ku tau Bunda..
Kau lah yang mengajarkan kelembutan pada Ku.
Ayah..
Kau ajarkan Aku bagaimana menjalani pahitnya hidup ini.
Kau bimbing Aku untuk tegar dalam menghadapi kerasnya kenyataan.
Ku tau..
kadang Aku menyebalkan.
Kadang Aku menjengkelkan.
Dengan keegoisan Ku.
Dengan kebandelan Ku.
Tapi, Kau tak pernah berubah.
Kau tetap dibelakang Ku.Mengajarkan kan Ku segala hal tentang kehidupan.
Kau kenalkan Aku seluk beluk dunia yang kejam ini.
Sering kau katakan pada ku bahwa hidup ini memang tak bisa selamanya terus bersahabat dengan kita.
Sering kau ingatkan, bahwa dunia ini tak selamanya baik.
Ayah..
Saat Aku jatuh, Kau tak lekas membantu Ku berdiri.
Tapi Kau akan membiarkan Ku menangis.
Lalu berusaha untuk berdiri kembali.
Aku tau..
Itu Kau lakukan untuk mengajarkan Ku mandiri.
Agar Aku tak tumbuh menjadi gadis yang manja.
Saat Ku menangis,
Kau tak lekas menghapus air mata Ku,
Tapi Kau akan duduk disamping Ku, mendengarkan Ku bercerita dan menghapus sendiri air mata ku.
Aku pun tau,
itu karena kau ingin Aku bisa menghadapi sendiri setiap masalah yang datang pada Ku.
Tidak bergantung pada orang lain.
Itulah Ayah dengan ketegarannya.
Dengan Kekuatannya.
Ibu..
Kau mengajarkan Ku kelembutan.
Kau ajarkan Aku ketulusan dan keikhlasan.
Saat Aku menangis,
Kau akan cepat meraih tubuhku dan membenamkan Ku dipangkuan Mu.
Aku tau..
Itu kau lakukan untuk mengajari Ku kelembutan.
Kau ajarkan Aku bagaimana kelak jika Aku diposisi Mu.
Saat Aku menangis karena Aku tak bisa berenang,
Kau hanya diam, dan mengantarkan Aku untuk kembali melihat teman-teman Ku berenang.
"Coba lihat mereka Nak, mereka bisa karena mereka mau belajar"
saat Aku kembali menangis karena Aku kalah,
Ibu akan tersenyum dan berkata
"Kamu itu hebat sayang, hanya mungkin sekarang belum saatnya kamu untuk menang"
Aku tau..
saat itu kau mengajarkan Aku arti keikhlasan.
Ayah...
terima kasih untuk kemarahanmu yang dapat membuat ku tegar,
Untuk segala hal yang telah kau ajarkan pada Ku.
Sekarang Aku menyadari, bahwa hidup memang seperti ini.
Bahwa hidup tak selamanya dapat bersahabat dengan kita.
Dan terima kasih telah kau ajarkan pada ku cara agar bisa terus bersahabat dengan kehidupan.
Ibu..
Terima kasih untuk senyum lembut Mu.
Untuk dekapan kasih Mu.
Untuk segenap kasih sayang yang telah Ku berikan.
Aku sadar, hidup menuntutku untuk terus berusaha.
Allah..
Tolong selalu jaga mereka.
Tolong selalu jaga senyum indah mereka.
Jaga kelembutan mereka.
Jaga mereka untuk Ku Allah.
Allah,
Tolong sayangi mereka.
Tolong cintai mereka.
Cintai mereka selalu agar mereka dapat terus mencintai Ku.
Mama Aba,
I LOVE YOU SO MUCH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar