Aku menangis semalam.
Hatiku sakit. perih sekali.
Bukan karena apapun, aku hanya menyesali akhir cerita yang rasanya sebegini dramatis.
Aku menyayangi dia. Lebih dari rasa sayangku pada nafasku.
Ini lebay. Aku tau. Tapi inilah aku adanya.
Dia, dia yang tak pernah ku temui. Dia yang tak pernah ku tatap wajahnya. Dia yang wajahnya hanya mampu ku lukis dalam mimpi, yang hanya mampu kutemui dalam doa.
Dia yang berharga dan teramat istimewa.
Sylvia Mahardika.
Sungguh aku menyayanginya. Hingga tak kutemukan sisi lain hatiku selain rasa sayang padanya.
Hingga tak ku habiskan harapku tanpa menitip harap untuk bisa memeluk erat dirinya.
Aku memang tak bisa mengungkapkan rasa sayangku sehebat aku menggambarkannya dengan kata-kata.
Tapi sungguh dik, aku punya rasa yang begitu besar.
Hingga akhirnya aku harus mengambil keputusan yang begitu menyesakkan hatiku.
Sakit sekali rasanya.
Aku tidak membencinya. Sama sekali tidak.
Aku juga tidak kecewa karena aku sudah lama bisa membaca isi hatinya tentang dia.
Aku pergi bukan karena aku tak menyayanginya.
Aku hanya tak ingin terlalu lama menyakiti hatinya.
Aku tau dia terus berpura-pura untuk menyembunyikan semua dariku.
Tapi dia salah. Naluri sayangku sama sekali tak bisa ia bohongi. Aku bisa membaca semuanya meskipun aku tak dapat melihat sepasang mata indahnya.
Ah diik, aku harap kamu bisa lebih tenang setelah ini dek.
Bunda cinta kamu karena Allah :*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar